Atribut Kerajaan ( Benda Pusaka).

Sama dengan pemerintahan modern saat ini, maka pada zaman pemerintahan kerajaan dulu lengkap pula dengan peralatan protokol. Atribut yang dimaksud yaitu tanda kebesaran yang predikatnya “ARAJANG’. Kerajaan / akkarungeng Anabanua mempunyai kedaulatan yang sejajar dengan kerajaan lainnya, yang mempunyai juga atribut kebesaran atau ARAJANG yang harus disimpan dan dipertanggungkan oleh arung Anabanua siapa yang memegang kendali atau tampuk pemerintahan pada zamannya. Kerajaan Anabanua pada masa itu tidak masuk dalam kekuasaan atau pemerintahan Kerajaan Wajo. Kerajaan Anabanua berdiri sendiri sebagai akarungeng.
Arajang untuk Anabanua dahulu terdiri dari :
1. Sebuah cincin emas permata jamrud berbintik hitam, yang diharuskan dipakai oleh seorang raja/ arung yang masih memegang tampuk pemerintahan. Benda ini diperkirakan hilang pada waktu We Makkarennu menjabat sebagai arung.
2. Balubu si tongko warnah abu-abu berbintik hitam mengkilap, besarnya dapat memuat beras tujuh liter. Balubu ini digunakan sebagai tempat menyimpan bendera,
3. Bendera berupa kain warnah merah putih merah dengan susunan kesamping, menggunakan kain yang ditenun sendiri, ukuran panjang 150 cm dan lebar 70 cm.
4. Besi tombak 2 (dua ) buah atau satu pasang masing-masing diberi nama MappasompeE artinya dalam bahasa Bugis “Nakennamu matemu”, artinya siapa yang dikenai pasti korban atau mati. Dan yang kedua bernama MappalimbangngE, juga berarti penyebab pasti korban siapa yang dikenainya.
5. Badik ( kawali Luwu) 2 (dua) buah atau satu pasang, bahan asal dari tebba’na Welenrengnge. Badik tersebut diberi nama “Melleperue dalam istilah Bugis “ Melle mana perumu punui” artinya tanpa perasaan atau tanpa rasa kasihan membuat korban atau mati.
6. Kemudian pada masa pemerintahan Arung Indo Makketti, benda kebesaran kerajaan bertambah dengan adanya Al-Quran besar tulisan tangan sebanyak dua buah yang memuat 30 juz pemberian dari Batara Wajo.

Tinggalkan komentar